Husnul Abadi, Lautan Zikir (UIR Press 2004),
merupakan kumpulan puisi tunggalnya yang ketiga setelah Lautan Kabut ( UIR
Press, 1998) dan Lautan Melaka (UIR Press, 2002).
Pada 1980, puisinya diterbitkan
bersama 18 penulis muda Riau ( Antologi
Puisi Pekanbaru, APP 1980), oleh tim
penerbit : Husnu Abadi, Fakhrunnas , Syafrudin Saleh dengan bantuan Yayasan
Puisi Nusantara. Buku k.p. bersama
Fakhrunnas MA Jabbar Di Bawah
Matahari, 1981 dan Matahari Malam
Matahari Siang, 1982.
Pembacaan sajak pernah dilakukan
di beberapa tempat a.l.: Taman Budaya Riau (23-1- 1982, bersama Fakhrunnas
), Teater Arena DKR (13-2-1999,
baca tunggal), Laman Sastra Bandar Serai
DKR (2004, baca sajak dua generasi, dan 2005 bersama LDT UIR),
Anjungan Riau TMII (2008 , Malam Sastra Riau Yayasan Panggung Melayu), Gelar Baca Sajak Jalan Bersama di Taman Ismail
Marzuki (TIM) Jakarta pada 30 November 2008 ditaja oleh Yayasan Panggung Melayu
Jakarta, Masjid
Senapelan (16-8-2005), Masjid Kampung Islam (Desember 2007, Karang Asem, Bali), Masjid Pondok Pesantren
Al Mukti (2006, Metro, Lampung), Aula Gubernuran Diponegoro (1982), Masjid
Agung Annur Pekanbaru (2007), Gedung Dang
Merdu (1983), Auditorium IAIN Makasar (2006),
Auditorium Gubernuran Kalimantan Timur (Juli 2011), Panggung Restoran Tepi
Sungai Brunei Darussalam (Juli 2010) dan lain-lain.
Sejumlah puisinya dimuat
dalam buku sebagai berikut: 1983, buku Antologi Puisi Penyair ASEAN (Yayasan
Seniman Muda Bali, Denpasar) ; 1986, buku puisi Sketsa Sastra Indonesia
(Jakarta); 1997, dalam Saujana Sunyi (UIR Press); 2002, buku Lima
Wajah (Unri Press); 2006, buku Belantara Kata (UIR Press); 2007, buku Selat Melaka, kumpulan
penyair Pekanbaru- Johor (BKKI Riau- UIR Press), buku Komposisi Sunyi, Sajak
Pilihan Riau Pos 2007, Yayasan
Sagang 2007, buku Kumpulan Puisi Jalan
Bersama (Dua), Yayasan Panggung
Melayu, Jakarta, 2008; buku a.p. TSI Percakapan Lingua Franca (Tanjungpinang,
2010), a.p. TSI Tuah Tara No Ate (Ternate,2011), a.p. PPN V Akulah Musi (Palembang, 2011),
a.p. KAPLF Riau Becoming After
Seoul (Pekanbaru, 2011), Puisi
Menolak Korupsi (Jilid 2A, 2013, Forum Sastra Surakarta)
Kumpulan esei sastra dan
kebudayaan dikumpulkan dalam buku Ketika Riau, Aku Tak Mungkin Melupakanmu
(UIR Press, 2004).
Dalam kegiatan
kebudayaan aktif dalam Dewan Sastra
Yayasan Puisi Nusantara (pimpinan Ibrahim Sattah) 1980-1985; Ketua
HSBI Riau (Himpunan Seni Budaya
Islam) 1980-1985; Komite Sastra Dewan
Kesenian Riau (DKR) 2001-2006 pimpinan Ediruslan Pe Amanriza); Ketua Badan Kerjasama
Kesenian Indonesia (BKKI Riau, 2005-2010
& 2010-2015), Wakil Ketua Badan Pembina Seni
Mahasiswa Indonesia (BPSMI) Riau 2001-2006
dan 2006-2011 ;
Mengikuti pertemuan
seniman dan kebudayaan di Melaka (2002, Pertemuan Penyair Serumpun/ Festival
Gendang Nusantara), Selangor (2004, Hari Puisi Nasional Malaysia),
Johor (2004, Kongres Kebudayaan Melayu Serumpun), Terengganu (2007, Dunia
Melayu Dunia Islam), Brunei Darussalam (Juli
2010, Pertemuan Penyair Nusantara), Tanjungpinang (Oktober 2010, Temu
Sastrawan Indonesia, TSI ), Singapore (Mei 2011, Pertemuan Sastrawan
Nusantarea XVI), Samarinda (Juli 2011, Dialog Kebudayaan Borneo
Kalimantan), Pekanbaru (Oktober 2011, Pertemuan Penyair Korea Asean).
Dilahirkan di Majenang, ujung barat Kesultanan Yogyakarta, 1950, dan kemudian berpindah-pindah. Solo (1951-1952),
Singaraja, Bali (1952-1956 dan
1963-1965), Mataram (1956-1963), Purwokerto (1965-1968), Denpasar (1968-1975), Pekanbaru (1975- kini) dengan diselingi di Bandung
(1992-1996).
Kini tinggal di Jln. Kelapa Gading 20, Kel. Tangkerang
Labuai, Kec. Bukit Raya, Kota Pekanbaru. Alamat E-mail : mhdhusnu@yahoo.com dan No. HP 0812 753
7054
Namanya termasuk dalam deretan nama yang ditulis
dalam Eksiklopedia Sastra Indonesia ( Titian Ilmu Bandung, 2004,
editor Hasanudin WS) halaman 333; Buku Pintar Sastra Indonesia (Kompas, 2001, editor Pamusuk
Eneste) halaman 101; Leksikon
Sastra (Suhendra
Yusuf, Mandar Maju, 1995), hlm. 1; Leksikon Susastra (Korrie Layun Rampan, Balai Pustaka, 2000) hlm. 201,
Ensiklopedia Sastra Riau (Editor Agus Sri Danardana, Palagan Press,
Pekanbaru 2011) hlm. 133.
0 komentar:
Posting Komentar