Oleh Darman Moenir
KESUSASTRAAN Melayu boleh berarti kesusastraan di semua wilayah Melayu: Indonesia, sebagian Malaysia,
Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, dan Filipina. Sekarang,
Melayu mengalami
pergeseran nilai. Itu antara lain disebabkan kemajuan teknologi informasi apa saja bisa masuk ke, dan tersimak dalam kehidupan. Namun, dari dulu, pada dasarnya kesusastraan Melayu terbentuk
dan dipengaruhi Cina, India dan Arab dan Barat. Kesusastraan India terutama masuk
dari penyebaran agama Hindu dan Budha. Kerajaan-kerajaan bernafaskan Hindu dan
Budha mendominasi Nusantara abad ke-5 Masehi, ditandai dengan kehadiran
kerajaan tertua sampai penghujung abad ke-15.
Kesusastraan Cina masuk melalui interaksi perdagangan, bersama perantau dari selatan
Tiongkok. Mereka menetap, menikahi penduduk lokal, menghasilkan perpaduan kesusastraan
yang unik. Kesusastraan
seperti ini kemudian jadi akar kesusastraan
lokal modern Melayu. Kesusastraan Arab masuk melalui penyebaran
Islam. Kedatangan penjelajah dari Eropa sejak abad ke-16, dan penjajahan yang
berlangsung selanjutnya, menghasilkan pelbagai bentuk kesusastraan Barat.
Teknologi, sistem organisasi dan politik, sistem sosial, berbagai elemen budaya
seperti perekonomian, dan sebagainya, banyak diadopsi dari Barat, dan berkarakter Barat.